Sabtu, 25 Juni 2011

Pengkastaan Pelajar



Okee, note saya selanjutnya adalah tabiat tabiat remaja masa kini. Mudah mudahan gue masih tergolong usia remaja. hahahaha
Perhatikan tulisan berikut dan ambil hikmahnya yaaaa :)


Sekolah di SMP – SMA, mulai dari ujung Artik sampe Antartika dan Planet Merkurius sampe pluto, pasti ada yang namanya ‘pengkastaan pelajar’. Seolah-olah di sekolah hanya ada 2 jenis pelajar, yang Populer (Gaul) dan yang Cupu. Populer pada umumnya berarti good looking, modis, keren, gaul, berkecukupan, hobi party dan foya -foya,bawa mobil, di behel serta selalu menjadi trendsetter. Kebalikannya, cupu kebanyakan berpenampilan sederhana, kaku, rajin dan pintar, pendiam, senang menyendiri, dan tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian.
Disadari atau tidak, 2 golongan ini pasti tercipta di sekolah menengah manapun. Entah sekolah favorit, pinggiran, agamis, umum, kota, desa, atau apalah. Selama ada remaja di situ, pasti secara tidak langsung ada ‘pengkastaan’ macam ini.
waaaah, kenapa yah kira-kira?
Jawabannya tidak ada yang pasti. Sepertinya ini sudah menjadi semacam ‘tradisi’, yang mungkin tercipta karena adanya kesenjangan sosial sejak era industrialisasi atau mungkin penganutan budaya yang udah kecampur sana sini, sok british sok amrik dsb. Tapi bisa dimaklumi bahwa saat pelajar berusia remaja, maka ia cenderung ingin membuktikan diri dan menjadi keren di mata teman-temannya.
Soal ‘pengkastaan’ ini, tampaknya kita bisa membaginya menjadi 4 golongan pelajar yaitu :


Pertama, jenis yang dari sononya udah punya bakat populer dan sadar bahwa dia populer. Yaitu mereka yang menarik secara fisik dan atau kepribadian, dan cenderung banyak ‘pengikut’ tanpa bersusah payah. Ya, mereka adalah ‘trendsetter alamiah’, jenis yang entah kenapa sudah memancarkan daya tarik tersendiri sejak pertama kali terlihat.




Kedua, jenis yang biasa-biasa saja tapi ingin dianggap populer. Mereka ini biasanya yang jadi ‘pengikut’ si ‘populer alamiah’ (Mungkin Alay juga berawal dari orang tipe ini). Banyak dari mereka adalah penjilat yang mengingkari diri sendiri demi bisa bergaul dengan si populer. Golongan ini adalah yang paling ‘sadar diri’ soal ‘pengkastaan’, dan gue curiga jangan-jangan sebenarnya mereka lah yang pertama kali ‘menciptakan’ sistem ‘pengkastaan’ ini, haha (Setuju ga?).




Ketiga, jenis yang berbakat populer tapi tidak ingin dianggap populer. Mereka ini adalah ‘trendsetter’ yang cuek dan tidak ambil pusing soal pengkastaan. Padahal sebenarnya banyak yang ingin jadi ‘pengikut’ mereka. Tapi mereka merasa itu hal yang nggak penting dan mereka enjoy aja dengan diri mereka sendiri. (Gue sih kalo di suruh milih, pilih tipe orang kayak begini aja. Kalo lo?)




Keempat, jenis yang biasa-biasa saja yang memang tidak ingin dianggap ‘luar biasa’. Yaitu mereka yang tidak populer dan tidak peduli dengan ‘ketidakpopuleran’ mereka. Yang terpenting bagi mereka adalah mengerjakan hal2 yang mereka sukai tanpa ambil pusing dengan hal-hal semacam itu. Atau bahkan, mereka ga tau kalo ‘pengkastaan’ itu ada (polos)

Ah, tapi masalah itu ga terlalu penting. Sebenarnya istilah ‘populer’ dan ‘cupu’ itu sendiri tergantung pandangan setiap orang kok. Kalau kita merasa bahwa ‘pengkastaan’ itu nggak perlu ada, maka kita akan bisa bergaul dengan siapapun, dan tidak berusaha membedakan mereka termasuk ‘populer’ atau ‘cupu’. Dan ini lebih menguntungkan, karena pada dasarnya berteman dengan setiap orang pasti ada kurang dan lebihnya. Kalau bisa berteman dengan semua orang, tentu alangkah bahagianya kita hidup di dunia ini. :)



Hayo hayoo, udah baca ini sadar dong yaaaah. :p


Daftar Pustaka : Gambar di Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar